• Artikel

    Ph Meter

  • Artikel

    Light Meter

  • Artikel

    Moisture Meter

  • Thursday 21 July 2016

    Tips Penggunaan Cawan Petri (Petri Dish)

    Dalam kegiatan di laboratorium kita sangat membutuhkan alat lab seperti halnya dalam hal mempelajari mikroorganisma seperti bakteri dan virus kita membutuhkan alat untuk mengisolasi terhadap gangguan spesies lain dan untuk itu kita memerlukan tempat/wadah untuk menempatkan mikroorganisma tersebut.

    Contoh alat yang paling tepat adalah Cawan petri (petri dish), alat ini berbentuk bulat bisa terbuat dari kaca atau plastik dan memiliki ukuran bervariasi biasanya berdiameter 6 cm, 7.5cm atau 10cm dengan tinggi 1.5cm.

    Alat lab ini dinamakan Cawan Petri (Petri Dish) karena diambil dari nama penemunya seorang ahli bakteri dari Jerman bernama Julius Richard Petri dan sejak itu petri dish (cawan petri) menjadi bagian penting dari sebuah penemuan untuk peralatan laboratorium.

    Nah sekarang bagaimana kita menggunakan alat lab ini dengan cara yang benar agar media bakteri dan virus tersebut tidak terkontaminasi?  mari kita sama-sama bahas berbagai hal mengenai penggunaan alat lab cawan petri ini.

    Metode dan Penggunaan Cawan Petri :

    Ketika cawan petri belum ditemukan biasanya orang memakai wadah lain seperti tabung reaksi untuk menempatkan kultur sel yang sangat kecil dengan cara dimiringkan dan kalau melihat cara tersebut media kultur sel tersebut tidak akan mendapatkan ruang sebanyak yang didapat dengan cawan petri.

    Selain itu beresiko terkontaminasi setelah beberapa saat walaupun tabung tertutup rapat oleh kapas sedangkan cawan petri tertutup rapat oleh penutupnya dan tutup ini mudah dibuka-tutup untuk melindungi kultur sel dari kontaminasi.

    Adapun cara yang benar dalam penggunaan cawan petri adalah sebagai berikut:

    Beberapa jenis petri dish ada yang bisa digunakan kembali setelah kita sterilkan dengan Autoclave.
    Pensterilan dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisma lain yang mungkin ada dalam cawan petri.
    Setelah pensterilan dilakukan maka kita dapat mengisi cawan petri dengan media agar (alga merah) atau lainnya yang mengandung nutrisi, garam, darah, indikator, antibiotik dan lain lain yang membantu mempercepat pertumbuhan dari bekteri atau mikroorganisma lainnya.Kemudian cawan petri yang mengandung agar ini  disimpan dalam kulkas dalam posisi terbalik dan dapat dikeluarkan bila diperlukan.

    Bila anda ingin mengeluarkannya dari kulkas biarkan hingga mencapai suhu kamar kemudian ambil sampel bakteri atau mikroorganisme lainnya dan tuangkan pada media tersebut atau bisa juga kita gunakan kapas lalu secara zig-zag kita bilas secara perlahan-lahan supaya tidak merusak media.
    Tutup cawan petri dengan penutupnya secara benar lalu kita simpan pada suhu ruang sekitar 37°C dan memungkinkan untuk tumbuh selama beberapa hari. Setelah sel kultur tumbuh, ambillah  sample dan gunakan media tersebut untuk studi lebih lanjut.

    Sebuah cawan petri biasanya dipakai sebagai peralatan laboratorium bidang Biologi. Penggunaan yang paling penting dan umum adalah untuk kultur sel. Sel kita tempatkan pada  lingkungan yang sesuai serta kita sediakan makanan untuk membantu pertumbuhannya.

    Sebuah cawan petri dapat memberi tempat dan melindunginya dari proses kontaminasi. Melalui cawan petri (kaca) anda dapat mengamati pertumbuhan mikroorganisma secara jelas.Dan dengan ukuran yang ada cawan petri dapat kita amati langsung di bawah mikroskop atau membedah sampel untuk studi pengamatan lebih lanjut seperti mengamati pertumbuhan kecambah di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

    Nah dengan pembahasan seperti di atas mudah-mudahan dapat membantu memberikan kepada kita wawasan tentang penggunaan cawan petri (petri dish). Ikuti selalu pedoman atau aturan standard keamanan penggunaan alat lab yang diperlukan dan untuk cawan petri ini agar kita menghindari kontak langsung dengan sampel yang mungkin membawa organisme berbahaya.

    Tips Penggunaan Cawan Petri (Petri Dish)

    Posted at  16:26:00  |  in    |  Read More»

    Tips Penggunaan Cawan Petri (Petri Dish)

    Dalam kegiatan di laboratorium kita sangat membutuhkan alat lab seperti halnya dalam hal mempelajari mikroorganisma seperti bakteri dan virus kita membutuhkan alat untuk mengisolasi terhadap gangguan spesies lain dan untuk itu kita memerlukan tempat/wadah untuk menempatkan mikroorganisma tersebut.

    Contoh alat yang paling tepat adalah Cawan petri (petri dish), alat ini berbentuk bulat bisa terbuat dari kaca atau plastik dan memiliki ukuran bervariasi biasanya berdiameter 6 cm, 7.5cm atau 10cm dengan tinggi 1.5cm.

    Alat lab ini dinamakan Cawan Petri (Petri Dish) karena diambil dari nama penemunya seorang ahli bakteri dari Jerman bernama Julius Richard Petri dan sejak itu petri dish (cawan petri) menjadi bagian penting dari sebuah penemuan untuk peralatan laboratorium.

    Nah sekarang bagaimana kita menggunakan alat lab ini dengan cara yang benar agar media bakteri dan virus tersebut tidak terkontaminasi?  mari kita sama-sama bahas berbagai hal mengenai penggunaan alat lab cawan petri ini.

    Metode dan Penggunaan Cawan Petri :

    Ketika cawan petri belum ditemukan biasanya orang memakai wadah lain seperti tabung reaksi untuk menempatkan kultur sel yang sangat kecil dengan cara dimiringkan dan kalau melihat cara tersebut media kultur sel tersebut tidak akan mendapatkan ruang sebanyak yang didapat dengan cawan petri.

    Selain itu beresiko terkontaminasi setelah beberapa saat walaupun tabung tertutup rapat oleh kapas sedangkan cawan petri tertutup rapat oleh penutupnya dan tutup ini mudah dibuka-tutup untuk melindungi kultur sel dari kontaminasi.

    Adapun cara yang benar dalam penggunaan cawan petri adalah sebagai berikut:

    Beberapa jenis petri dish ada yang bisa digunakan kembali setelah kita sterilkan dengan Autoclave.
    Pensterilan dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisma lain yang mungkin ada dalam cawan petri.
    Setelah pensterilan dilakukan maka kita dapat mengisi cawan petri dengan media agar (alga merah) atau lainnya yang mengandung nutrisi, garam, darah, indikator, antibiotik dan lain lain yang membantu mempercepat pertumbuhan dari bekteri atau mikroorganisma lainnya.Kemudian cawan petri yang mengandung agar ini  disimpan dalam kulkas dalam posisi terbalik dan dapat dikeluarkan bila diperlukan.

    Bila anda ingin mengeluarkannya dari kulkas biarkan hingga mencapai suhu kamar kemudian ambil sampel bakteri atau mikroorganisme lainnya dan tuangkan pada media tersebut atau bisa juga kita gunakan kapas lalu secara zig-zag kita bilas secara perlahan-lahan supaya tidak merusak media.
    Tutup cawan petri dengan penutupnya secara benar lalu kita simpan pada suhu ruang sekitar 37°C dan memungkinkan untuk tumbuh selama beberapa hari. Setelah sel kultur tumbuh, ambillah  sample dan gunakan media tersebut untuk studi lebih lanjut.

    Sebuah cawan petri biasanya dipakai sebagai peralatan laboratorium bidang Biologi. Penggunaan yang paling penting dan umum adalah untuk kultur sel. Sel kita tempatkan pada  lingkungan yang sesuai serta kita sediakan makanan untuk membantu pertumbuhannya.

    Sebuah cawan petri dapat memberi tempat dan melindunginya dari proses kontaminasi. Melalui cawan petri (kaca) anda dapat mengamati pertumbuhan mikroorganisma secara jelas.Dan dengan ukuran yang ada cawan petri dapat kita amati langsung di bawah mikroskop atau membedah sampel untuk studi pengamatan lebih lanjut seperti mengamati pertumbuhan kecambah di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

    Nah dengan pembahasan seperti di atas mudah-mudahan dapat membantu memberikan kepada kita wawasan tentang penggunaan cawan petri (petri dish). Ikuti selalu pedoman atau aturan standard keamanan penggunaan alat lab yang diperlukan dan untuk cawan petri ini agar kita menghindari kontak langsung dengan sampel yang mungkin membawa organisme berbahaya.

    3 komentar:

    Wednesday 20 July 2016

    Fungsi Oven Memmert

    Oven Memmert merupakan produsen alat laboratorium yang memiliki spesialisasi untuk produk-produk oven dan incubator. Memmert merupakan perusahaan yang berasal dari Jerman.
    Alat laboratorium oven merupakan salah satu alat laboratorium yang penting, fungsinya untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-objek lainnya. Oven Memmert merupakan salah satu produsen oven yang sudah terkenal di dunia, begitu juga di Indonesia.

    Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC.

    Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.
    Cara penggunaan alat laboratorium

    Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.

    Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.
    Perawatan alat laboratorium

    Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.

    Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

    Fungsi Oven Memmert

    Posted at  10:43:00  |  in    |  Read More»

    Fungsi Oven Memmert

    Oven Memmert merupakan produsen alat laboratorium yang memiliki spesialisasi untuk produk-produk oven dan incubator. Memmert merupakan perusahaan yang berasal dari Jerman.
    Alat laboratorium oven merupakan salah satu alat laboratorium yang penting, fungsinya untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-objek lainnya. Oven Memmert merupakan salah satu produsen oven yang sudah terkenal di dunia, begitu juga di Indonesia.

    Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC.

    Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.
    Cara penggunaan alat laboratorium

    Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.

    Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.
    Perawatan alat laboratorium

    Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.

    Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

    0 komentar:

    Monday 18 July 2016


    Cara Menggunakan Light Meter

    Light Meter sering kita sebut sebagai alat untuk mengukur cahaya  kalau dalam ilmu photography pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang netral. Light meter juga digunakan pada cinematography dan desain sains. Pada umumnya alat ini digunakan untuk kepentingan pencahayaan agar cahaya yang di dapatkan bisa optimum sesuai dengan kebutuhan kualitas aplikasi.

    Jika kita perhatikan kebanyakan alat ini digunakan oleh terapan ilmu photography mungkin karena memang basic pencahayaan adalah yang Utama dalam ilmu photography. Namun Light meter juga bisa di aplikasikan dalam bidang lain seperti penggunaan untuk kepeluan pergudangan, restaurant, rumah sakit ruangan galeri, sekolah, perpustakaan dan lain sebagainya.

    Bagaimana Cara Menggunakan Light Meter ?

    Pada contoh kasus bagaimana mengukur intensitas cahaya ini akan kita ambil pada studi kasus photography.Seperti kita tahu sebelumnya bahwa Light Meter adalah alat yang dipakai untuk mengukur jumlah cahaya yang masuk. dengan membandingkan dengan ASA, aperture dan shutter speed yang digunakan, maka Light Meter dapat menentukan cahaya yang masuk, sudah “pas”, “under” (kurang) atau “over” (lebih).

    Tiap kamera memiliki cara penunjukan light meter yang berbeda-beda. akan tetapi dapat dikatagorikan pada 3 golongan.
    1. + O -

    Cara ini adalah cara yang paling umum menunjukan cahaya yang masuk. “+” menunjukan jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak (over), “O” menunjukan jumlah cahaya yang masuk sudah pas, “-” menunjukan jumlah cahaya yang masuk kurang (under). untuk beberapa kamera, tanda “+” diganti dengan segitiga ke atas, dan tanda “-” diganti dengan segitiga ke bawah.

    2. (-2)–(-1)–O–(+1)–(+2)

    Untuk kamera-kamera yang keluar baru-baru ini, cara penunjukan ini yang dipilih. di bawah skala ini, ada titik (dot) yang bergerak2 sesuai dengan arah over atau under. (+1) dan (+2) menunjukan bahwa cahaya yang masuk over 1 stop dan 2 stop. sebaliknya, (-1) menunjukan bahwa cahaya yang masuk under 1 stop. “-” (strip) menunjukan lompatan 1/3 stop.

    3. penunjukan speed (atau aperture) yang sebaiknya digunakan.

    Untuk beberapa kamera, ada yang cara penunjukan light meternya dengan cara seperti dia atas. begitu light meter diaktifkan, akan ada lampu (atau jarum) yang menunjukan speed (atau aperture tergantung dari tipe kamera) yang sebaiknya digunakan. apabila speed kita lebih cepat daripada speed yang direkomendasikan, maka hasilnya akan under. sebaliknya, kalo speed kita lebih lambat dari pada speed yang direkomendasikan, maka hasilnya akan over. 

    Dalam proses pencarian cahaya yang pas (eksposure tepat), kita harus tahu efek yang ingin kita ambil.misalkan kita ingin memotret mobil yang sedang bergerak. kita ingin membekukan mobil tersebut. maka, speed kita patok di 500. baru setelah itu kita mencari aperture yang pas dengan setting speed 500 tersebut. Pada banyak kamera modern, proses ini dapat dihitung secara otomatis oleh prosesor kamera dengan memilih mode “Speed Priority” atau biasanya memakai simbol “S”.

    sebaliknya, misalkan kita ingin membuat potrait orang, yang mana foreground dan background blur, maka kita perlu mematok aperture pada f/ 3.5. setelah itu, baru kita mencari speed yang dibutuhkan dengan setting aperture f/3.5 tersebut. Pada banyak kamera modern, proses ini dapat dihitung secara otomatis oleh prosesor kamera dengan memilih mode “Aperture Priority” atau biasanya memakai simbol “A”.

    Cara Menggunakan Light Meter

    Posted at  09:58:00  |  in    |  Read More»


    Cara Menggunakan Light Meter

    Light Meter sering kita sebut sebagai alat untuk mengukur cahaya  kalau dalam ilmu photography pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang netral. Light meter juga digunakan pada cinematography dan desain sains. Pada umumnya alat ini digunakan untuk kepentingan pencahayaan agar cahaya yang di dapatkan bisa optimum sesuai dengan kebutuhan kualitas aplikasi.

    Jika kita perhatikan kebanyakan alat ini digunakan oleh terapan ilmu photography mungkin karena memang basic pencahayaan adalah yang Utama dalam ilmu photography. Namun Light meter juga bisa di aplikasikan dalam bidang lain seperti penggunaan untuk kepeluan pergudangan, restaurant, rumah sakit ruangan galeri, sekolah, perpustakaan dan lain sebagainya.

    Bagaimana Cara Menggunakan Light Meter ?

    Pada contoh kasus bagaimana mengukur intensitas cahaya ini akan kita ambil pada studi kasus photography.Seperti kita tahu sebelumnya bahwa Light Meter adalah alat yang dipakai untuk mengukur jumlah cahaya yang masuk. dengan membandingkan dengan ASA, aperture dan shutter speed yang digunakan, maka Light Meter dapat menentukan cahaya yang masuk, sudah “pas”, “under” (kurang) atau “over” (lebih).

    Tiap kamera memiliki cara penunjukan light meter yang berbeda-beda. akan tetapi dapat dikatagorikan pada 3 golongan.
    1. + O -

    Cara ini adalah cara yang paling umum menunjukan cahaya yang masuk. “+” menunjukan jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak (over), “O” menunjukan jumlah cahaya yang masuk sudah pas, “-” menunjukan jumlah cahaya yang masuk kurang (under). untuk beberapa kamera, tanda “+” diganti dengan segitiga ke atas, dan tanda “-” diganti dengan segitiga ke bawah.

    2. (-2)–(-1)–O–(+1)–(+2)

    Untuk kamera-kamera yang keluar baru-baru ini, cara penunjukan ini yang dipilih. di bawah skala ini, ada titik (dot) yang bergerak2 sesuai dengan arah over atau under. (+1) dan (+2) menunjukan bahwa cahaya yang masuk over 1 stop dan 2 stop. sebaliknya, (-1) menunjukan bahwa cahaya yang masuk under 1 stop. “-” (strip) menunjukan lompatan 1/3 stop.

    3. penunjukan speed (atau aperture) yang sebaiknya digunakan.

    Untuk beberapa kamera, ada yang cara penunjukan light meternya dengan cara seperti dia atas. begitu light meter diaktifkan, akan ada lampu (atau jarum) yang menunjukan speed (atau aperture tergantung dari tipe kamera) yang sebaiknya digunakan. apabila speed kita lebih cepat daripada speed yang direkomendasikan, maka hasilnya akan under. sebaliknya, kalo speed kita lebih lambat dari pada speed yang direkomendasikan, maka hasilnya akan over. 

    Dalam proses pencarian cahaya yang pas (eksposure tepat), kita harus tahu efek yang ingin kita ambil.misalkan kita ingin memotret mobil yang sedang bergerak. kita ingin membekukan mobil tersebut. maka, speed kita patok di 500. baru setelah itu kita mencari aperture yang pas dengan setting speed 500 tersebut. Pada banyak kamera modern, proses ini dapat dihitung secara otomatis oleh prosesor kamera dengan memilih mode “Speed Priority” atau biasanya memakai simbol “S”.

    sebaliknya, misalkan kita ingin membuat potrait orang, yang mana foreground dan background blur, maka kita perlu mematok aperture pada f/ 3.5. setelah itu, baru kita mencari speed yang dibutuhkan dengan setting aperture f/3.5 tersebut. Pada banyak kamera modern, proses ini dapat dihitung secara otomatis oleh prosesor kamera dengan memilih mode “Aperture Priority” atau biasanya memakai simbol “A”.

    2 komentar:

    About-Privacy Policy-Contact us
    Copyright © 2016 alatlabor.com. Blogger Template by Bloggertheme9
    Published..Blogger Templates. Powered by Blogger.
    back to top
    FreeWebSubmission.com